Ketika produsen menciptakan rokok herbal, maka para perokok akan mendapatkan satu alasan untuk mempertahankan kebiasaannya itu, karena menganggap rokok ini lebih sehat dibandingkan dengan rokok pada umumnya.
Rokok herbal biasanya berisi campuran rempah-rempah dengan rasa berbeda yang bisa memberikan aroma tertentu pada para perokok. Aroma yang biasa terkandung dalam rokok herbal seperti mint, cengkeh, kayu manis, jasmine, rose dan bahkan aroma mentol.
Meskipun bahan dalam rokok herbal bisa ditemukan dalam toko makanan kesehatan, tapi ketika rokok ini dinyalakan maka tumbuh-tumbuhan tersebut juga bisa menghasilkan karbon monoksida dan tar yang biasa ada dalam rokok tembakau, seperti dikutip dari Lifemojo.
Selain itu rokok herbal ini juga masih memungkinkan bagi para perokok dan orang disekitarnya menghisap asap yang dihasilkan, sehingga menempatkan orang-orang tersebut pada bahaya kanker paru-paru dan jantung.
The National Institute on Drug Abuse mengungkapkan bahwa rokok kretek herbal berbahaya ketika dibakar. Bahan kimia yang dihasilkan ketika dibakar bisa meningkatkan risiko perokok dari bahaya infeksi pernapasan pneumonia, bronkitis dan paru-paru.
Sebuah studi yang dilakukan oleh National Institute on Drug Abuse Intramural Research Program di Baltimore menemukan bahwa rokok kretek serta rokok yang menyatakan bebas bahan adiktif tetap mengandung kadar nikotin yang sama dengan rokok yang standar ada.
Untuk itu jika memang berniat menghentikan kebiasaan merokok, sebaiknya hindari penggunaan rokok herbal atau jenis rokok lain yang mengklaim lebih ‘menyehatkan’. Tapi mulailah dengan niat yang kuat serta konsultasikan dengan ahlinya untuk jika memang membutuhkan bantuan terapi berhenti merokok.
sumber: detik.com