7 Kebiasaan Buruk untuk Kesehatan Ms V
SHUTTERSTOCK
Sebaiknya, keinginan untuk buang air kecil jangan ditahan.
TERKAIT:
KOMPAS.com - Kaum perempuan ternyata masih sering mengabaikan kesehatan reproduksinya. Sebagian karena ketidaktahuan, namun sebagian yang lain karena ketidakpedulian. Sebenarnya hal ini dapat dimengerti, mengingat kesibukan kerja yang sangat menuntut. Alhasil, Anda berusaha berpikir bahwa gangguan kecil tak akan berbahaya. Padahal, ini suatu keputusan yang salah.
"Mengambil langkah tertentu mungkin tidak akan merugikan, tapi Anda bisa mengalami konsekuensi yang lebih besar seperti infeksi vagina, penyakit menular seksual (PMS), atau kehamilan yang tidak direncanakan," jelas Elizabeth McGee, MD, asisten profesor bidang ilmu kandungan, kebidanan, dan reproduksi dari University of Pittsburgh School of Medicine.
Untuk mencegah munculnya masalah, sekecil apapun, segera ubah kebiasaan buruk Anda berikut ini.
1. Anda memakai pakaian olahraga yang basah karena keringat seharian
Setelah mengikuti kelas aerobik, Anda tidak langsung mandi, dan malah ngobrol berjam-jam sampai akhirnya baju Anda mengering. Hal itu mungkin terasa nyaman, tetapi sebenarnya tidak sehat.
"Bakteri dan jamur itu suka keringat. Jadi semakin lama Anda mengenakan pakaian olahraga, meskipun sudah kering, semakin tinggi risiko infeksi saluran kemih (ISK) yang dipicu oleh bakteri atau jamur," kata Dr Jill Maura Rabin, MD, kepala departemen uroginekologi di Long Island Jewish Medical Center, New York. Keringat yang bercampur kotoran dapat menyumbat pori-pori, sehingga menyebabkan folliculitis (foliket rambut yang terinfeksi) pada area vagina.
Bila Anda tidak bisa langsung mandi usai berolahraga, kenakan celana dalam dan pakaian olahraga berbahan katun. "Katun bisa menyerap keringat dari tubuh Anda, dan membantu kulit mengering dengan cepat," ujar Dr Sandy Tsao, MD, instruktur klinis dermatologi di Harvard Medical School.
Cara lain untuk mencegah keringat, pakai panty liner saat berolahraga. Panty liner bisa menyerap keringat, dan bisa segera dilepaskan ketika Anda selesai berlatih.
2. Anda menebak-nebak penyebab infeksi vagina yang terjadi
Anda mungkin pernah mengalami infeksi jamur dan ISK di masa lalu, jadi ketika Anda mengenali gejala yang terjadi lagi sekarang, Anda tidak berobat ke dokter kandungan. Anda tidak mungkin membuat diagnosa sendiri tanpa dasar ilmiah, dan Anda tidak tahu obat apa yang akan diresepkan dokter untuk mengaasi infeksi semacam itu.
"Rasa gatal yang Anda pikir disebabkan oleh jamur bisa jadi merupakan gejala herpes atau alergi pada kulit," ungkap Dr McGee. "Sedangkan rasa panas waktu buang air kecil yang Anda kira gejala ISK kemungkinan dipicu oleh bakteri chlamydia atau penyakit menular seksual lainnya."
Pada saat Anda membuang-buang waktu dengan obat-obatan yang Anda perkirakan sendiri, infeksi yang sesungguhnya bertambah parah.
3. Anda sering menahan pipis
Memang paling kesal kalau lagi beser. Rasanya baru sejam yang lalu Anda ke toilet, dan kini tengah berkonsentrasi dengan pekerjaan yang menumpuk, eh... sudah pingin buang air kecil lagi. Dalam situasi seperti ini, rasa ingin buang air kecil memang mengganggu, karena bisa berhenti dari aktivitas untuk sesaat sudah cukup mengganggu konsentrasi Anda. Namun, menahan buang air kecil bukan cuma bisa bikin Anda ngompol, tetapi juga meningkatkan risiko ISK.
"Pergi ke kamar mandi bisa membersihkan kantong kemih yang penuh bakteri yang berkembang-biak di urin," jelas Suzanne Merrill-Nach, seorang dokter kandungan dan kebidanan di San Diego. "Mengabaikan dorongan buang air kecil ini bisa memberikan bakteri lebih banyak waktu untuk bereproduksi, yang dapat memicu infeksi."
Menahan buang air kecil juga tidak boleh dilakukan sebelum berhubungan seks. Ketika kantong kemih kita penuh, saluran kencing lebih terbuka, dan mudah terserang bakteri dari vagina atau penis pasangan. Ketika bakteri masuk, saat itulah terjadi ISK.
Selain beberapa kebiasaan tersebut, ada beberapa benda lain yang juga bisa memicu gangguan kesehatan reproduksi:
1. Thong. Thong, atau G-string pada pria, tidak menutupi area bokong Anda dengan sempurna. Pakaian dalam minim ini akan masuk ke celah bokong Anda, sehingga "string"-nya akan memberikan jalan masuk bagi bakteri untuk menuju vagina.
2. Jeans ketat. Celana yang ketat akan menahan keringat dan melepaskannya, membantu bakteri dan jamur untuk berkembang-biak.
3. Sabun atau body wash yang wangi. Bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi wangi-wangian ini bisa mengiritasi kemaluan, sehingga menyebabkan rasa gatal.
4. Shower yang terlalu panas. Air hangat yang cenderung terlalu panas bisa menyebabkan peradangan pada kulit vagina, dan membuang minyak pada kulit, membuatnya kering dan gatal.
"Mengambil langkah tertentu mungkin tidak akan merugikan, tapi Anda bisa mengalami konsekuensi yang lebih besar seperti infeksi vagina, penyakit menular seksual (PMS), atau kehamilan yang tidak direncanakan," jelas Elizabeth McGee, MD, asisten profesor bidang ilmu kandungan, kebidanan, dan reproduksi dari University of Pittsburgh School of Medicine.
Untuk mencegah munculnya masalah, sekecil apapun, segera ubah kebiasaan buruk Anda berikut ini.
1. Anda memakai pakaian olahraga yang basah karena keringat seharian
Setelah mengikuti kelas aerobik, Anda tidak langsung mandi, dan malah ngobrol berjam-jam sampai akhirnya baju Anda mengering. Hal itu mungkin terasa nyaman, tetapi sebenarnya tidak sehat.
"Bakteri dan jamur itu suka keringat. Jadi semakin lama Anda mengenakan pakaian olahraga, meskipun sudah kering, semakin tinggi risiko infeksi saluran kemih (ISK) yang dipicu oleh bakteri atau jamur," kata Dr Jill Maura Rabin, MD, kepala departemen uroginekologi di Long Island Jewish Medical Center, New York. Keringat yang bercampur kotoran dapat menyumbat pori-pori, sehingga menyebabkan folliculitis (foliket rambut yang terinfeksi) pada area vagina.
Bila Anda tidak bisa langsung mandi usai berolahraga, kenakan celana dalam dan pakaian olahraga berbahan katun. "Katun bisa menyerap keringat dari tubuh Anda, dan membantu kulit mengering dengan cepat," ujar Dr Sandy Tsao, MD, instruktur klinis dermatologi di Harvard Medical School.
Cara lain untuk mencegah keringat, pakai panty liner saat berolahraga. Panty liner bisa menyerap keringat, dan bisa segera dilepaskan ketika Anda selesai berlatih.
2. Anda menebak-nebak penyebab infeksi vagina yang terjadi
Anda mungkin pernah mengalami infeksi jamur dan ISK di masa lalu, jadi ketika Anda mengenali gejala yang terjadi lagi sekarang, Anda tidak berobat ke dokter kandungan. Anda tidak mungkin membuat diagnosa sendiri tanpa dasar ilmiah, dan Anda tidak tahu obat apa yang akan diresepkan dokter untuk mengaasi infeksi semacam itu.
"Rasa gatal yang Anda pikir disebabkan oleh jamur bisa jadi merupakan gejala herpes atau alergi pada kulit," ungkap Dr McGee. "Sedangkan rasa panas waktu buang air kecil yang Anda kira gejala ISK kemungkinan dipicu oleh bakteri chlamydia atau penyakit menular seksual lainnya."
Pada saat Anda membuang-buang waktu dengan obat-obatan yang Anda perkirakan sendiri, infeksi yang sesungguhnya bertambah parah.
3. Anda sering menahan pipis
Memang paling kesal kalau lagi beser. Rasanya baru sejam yang lalu Anda ke toilet, dan kini tengah berkonsentrasi dengan pekerjaan yang menumpuk, eh... sudah pingin buang air kecil lagi. Dalam situasi seperti ini, rasa ingin buang air kecil memang mengganggu, karena bisa berhenti dari aktivitas untuk sesaat sudah cukup mengganggu konsentrasi Anda. Namun, menahan buang air kecil bukan cuma bisa bikin Anda ngompol, tetapi juga meningkatkan risiko ISK.
"Pergi ke kamar mandi bisa membersihkan kantong kemih yang penuh bakteri yang berkembang-biak di urin," jelas Suzanne Merrill-Nach, seorang dokter kandungan dan kebidanan di San Diego. "Mengabaikan dorongan buang air kecil ini bisa memberikan bakteri lebih banyak waktu untuk bereproduksi, yang dapat memicu infeksi."
Menahan buang air kecil juga tidak boleh dilakukan sebelum berhubungan seks. Ketika kantong kemih kita penuh, saluran kencing lebih terbuka, dan mudah terserang bakteri dari vagina atau penis pasangan. Ketika bakteri masuk, saat itulah terjadi ISK.
Selain beberapa kebiasaan tersebut, ada beberapa benda lain yang juga bisa memicu gangguan kesehatan reproduksi:
1. Thong. Thong, atau G-string pada pria, tidak menutupi area bokong Anda dengan sempurna. Pakaian dalam minim ini akan masuk ke celah bokong Anda, sehingga "string"-nya akan memberikan jalan masuk bagi bakteri untuk menuju vagina.
2. Jeans ketat. Celana yang ketat akan menahan keringat dan melepaskannya, membantu bakteri dan jamur untuk berkembang-biak.
3. Sabun atau body wash yang wangi. Bahan kimia yang digunakan untuk memproduksi wangi-wangian ini bisa mengiritasi kemaluan, sehingga menyebabkan rasa gatal.
4. Shower yang terlalu panas. Air hangat yang cenderung terlalu panas bisa menyebabkan peradangan pada kulit vagina, dan membuang minyak pada kulit, membuatnya kering dan gatal.