Wednesday, November 9, 2011

Dunia maya VS Dunia pendidikan

Internet merupakan salah satu perkembangan teknologi informasi bukanlah sesuatu yang eksklusif bahkan sudah menjadi suatu hal yang biasa bagi masyarakat Indonesia saat ini. Bahkan beberapa provider (perusahaan penyedia layanan internet) telah merambah kedaerah terpencil dalam memberikan layanan jaringan internet. Ini mempermudah bagi siapa saja dan dimana saja untuk mengakses internet. Undangan, informasi, berita dan berbagai kejadian dibelahan dunia satu dapat langsung diterima dibelahan bumi lainnya. Perkembangan teknologi informasi ini mampu menekan biaya dan waktu menjadi lebih murah, mudah dan cepat.
Kemudahan yang diberikan internet tidaklah serta merta membuat para pelaku pendidikan menjadikan internet ini sebagai salah satu sarana yang mampu mengakselerasi proses transfer ilmu kepada peserta didiknya tapi justru memunculkan masalah baru. Banyaknya waktu yang terbuang oleh guru, siswa dan pelaku pendidik justru membalikan fungsi internet yang sedianya sebagai sumber belajar menjadi hanya sebagai sarana hiburan semata. Sangatlah wajar jika kemudian badan statistik dunia menempatkan Indonesia sebagai negara yang paling boros bandwidth dan waktu hanya sekedar untuk mencari sesuatu hal yang tidaklah penting dan bahkan apa yang dilakukan didepan internet tidak ada kaitannya dengan profesi yang dimiliki.
Perhatikan di sekitar kita ketika seorang guru tersenyum-senyum bahkan tertawa lepas didepan monitor tanpa ada seorang teman pun disampingnya. Atau perhatikanlah siswa-siswi kita yang justru sibuk membuat status dan membalas komentar-komentar yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan pelajaran yang sedang dihadapi. Beberapa contoh inilah yang justru kemudian membuat internet menjadi tidaklah efektif dan efisien sebagai sumber belajar.
Dalih sebagai hiburan menjadikan seseorang kebablasan tanpa disadarinya. Tingkah laku negatif didepan internet akan mempengaruhi tingkah laku yang aneh pula didunia nyata, bahkan mampu merubah cara berfikir seseorang. Dibawah ini beberapa tips bagi para pendidik agar tidak terjerumus dalam maraknya dunia internet dengan harapan akan mampu memanfaatkan internet secara maksimal sebagai sumber belajar.
  • Kumpulkan, susun dan pilihlah kata kunci spesifik yang akan kita gunakan dalam mencari sumber belajar. Maraknya situs sampah akhir-akhir ini membuat proses pencarian menjadi sulit ditemukan maka hindarilah menggunakan kata kunci umum untuk mencari suatu sumber belajar.
  • Belajar dan buatlah blog sebagai salah satu catatan untuk menyimpan arsip-arsip dan atau sebagai administrasi dalam menjalankan profesi guru. Pengarsipan administrasi dalam bentuk hardcopy memiliki banyak kelemahan, diantaranya; a) memerlukan tempat yang relatif luas, b) sulit dan lama jika ingin membuka-buka arsip lama, c) Mudah hilang. Jika arsip tersebut disimpan pada media blog maka orang lain juga berkesempatan untuk membaca sebagai bahan kajian mereka ataupun sekedar referensi dan ikut membantu menemukan kekurangannya.
  • Bergabunglah di grup, forum atau milis guru sebagai sarana diskusi antar para pendidik. Dengan begitu guru akan mudah untuk menyampaikan masalah, pengalaman dan idenya selama menjalankan profesinya. Dan bahkan mampu membuka wawasan guru tentang dunia pendidikan secara luas ketika terhubung dengan guru-guru lain yang datang dari berbagai latar permasalahan dan pengalaman.
  • Buatlah review untuk siswa terhadap suatu situs yang pernah guru kunjungi. Hal ini sangat bermanfaat bagi guru atau pun siswa dalam belajar suatu materi yang mungkin saja hal itu sangatlah sulit untuk disampaikan dikelas dan hanya mampu dijabarkan melalui penelitian siswa sendiri dengan referensi yang kita berikan melalui review situs yang guru berikan.
  • Buatlah grup khusus mata pelajaran yang guru ajarkan sebagai sarana diskusi bersama, hal ini untuk memfasilitasi bagi siswa-siswa yang sulit mengungkapkan permasalahnya secara langsung melalui pertanyaan dikelas atau untuk menyelesaikan pertanyaan dan atau masalah yang kemudian ditemukan ketika para siswa belajar diluar kelas.

Sesuai dengan hadist Rasulullah SAW; "Kamu lebih tahu tentang urusan duniamu", ini memberikan gambaran bahwa pada dasarnya semua teknologi hukumnya mubah (boleh) termasuk internet, akan menjadi haram atau halal hukumnya tergantung kita yang menggunakan teknologi tersebut. Menjadikan teknologi halal hukumnya adalah keinginan kita, tetapi sungguh hal yang sangat sulit disaat manusia itu dikuasai hawa nafsu. Sedangkan ketajaman pedang teknologi cyber world dapat menusuk langsung ke jantung penggunanya membuat tidak berdaya bahkan sebaliknya menjadi terperdaya. Maka berhati-hatilah bagi mereka yang baru belajar tentang dunia maya. Niat yang baik, kesempatan yang ada, dan tujuan harus tersusun baik dalam hati setiap pengguna. Jangan menjadi pengguna yang "daripada diam" dalam menggunakan teknologi yang satu ini, dan janganlah menjadi bagian dari mereka yang sudah terjerumus dalam dunia maya yang kelam. Indonesia adalah salah satu negara dengan pengguna internet yang kurang efesien dalam memanfaatkan bandwidth, sehingga termasuk negara boros bandwidth tanpa manfaat. Gambar, film pornografi masih menjadi favorit para pengguna internet Indonesia, begitu pula layanan chat (ngobrol berbasis teks dan suara) penyumbang bandwidth terbesar yang menghabiskan arus lalu lintas internet Indonesia. Bukan membandingkan, Inggris adalah negara yang boros akan bandwidth, tapi survey menyebutkan orang Inggris rata-rata menggunakan internet untuk membuka konten pornografi hanya sekitar 1-5 menit perhari perorang. Sedangkan survey menyebutkan bahwa orang Indonesia menghabiskan waktu sekitar 1-5 jam perhari perorang untuk membuka konten pornografi, dan tercatat pula oleh Google kata kunci untuk konten pornografi setiap hari sekitar 5000-10.000 klik perhari. Sungguh luar biasa rusak!!!
Pengaruh yang begitu besar terhadap penggunanya membuat para pendidik (siapapun dia) harus memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan para generasi menjadi pengguna intenet yang bijak serta baik. Kita harus mampu memberikan gambaran pengaruh positif dan negatif kepada mereka sebagai generasi penerus. Pengaruh positif tidaklah perlu dibahas disini karena hal tersebut mudah untuk diekplorasi sesuai pandangan para pembaca yang lebih pintar dari penulis.